Kutukan Daendels: Kena macet setelah hanya satu jengkal lagi sampai rumah
Inget pelajaran sejarah tentang Daendels kan? Itu loh jalan dari Anyer sampai Panarukan yang digagas Gubernur Jenderal Belanda Daendels. Jalan Ciawi - Puncak juga bagian dari jalan Daendels. Kadang saya suka mikir kemacetan yabg terjadi tiap weekend dan libur panjang di jalan ini karena kutukan Daendels (taukan ceritanya jalan Daendels? Kalau belom bisa googling). Jalanan Ciawi menuju Puncak di kala libur panjang sama dengan macica muhtar alias macet. Hari ini tanggal 27 Desember 2014 yang berarti menjelang akhir tahun dan kebetulan libur anak-anak sekolah. Saya keluar tadi sekitar jam 2 siang dari rumah saya di Ciawi menuju Bogor Kota. Di jalan tol jalur menuju Puncak udah ditutup pas saya lewat. Perkiraan saya sih kayaknya ketika saya pulang mungkin udah dibuka. Jam setengah 5 siang saya sudah balik lagi dan sampai di pasar Ciawi. Sengaja ambil jalan lewat Tajur dan ga lewat tol karena takut kejebak macet di jalan tol. Kalau lewat jalan biasa kalaupun macet ya macetnya ga berarti juga. Di puteran tol Ciawi macetnya lumayan juga tapi masih bisa jalan lah yah kendaraan-kendaraannya. Lewat pasar Ciawi lancar. Nahh... pas mau sampe belokan ke rumah saya waduhhhh... langsyung ga pake permisi terjadilah si macica muhtar. Padahal jarak ke rumah saya tinggal beberapa puluh meter aja tuh. Mending kalo macetnya karena kepadatan kendaraan, masih ada harapan lah buat bisa maju sedikit-sedikit. Masalahnya, kalau di jalur menuju Puncak itu macetnya karena sistem buka tutup jalur yang bisa sampe berjam-jam lamanya. Begitu lah suka duka kami, warga di jalan Daendels.
Komentar
Posting Komentar